Jumat, 03 Januari 2020

BERBURU NATIVE SPEAKER






Penulis: Rubaida Rose, MA PP. Nurul Islam Kuantan Singingi

Berburu penutur asli (Native Speaker) merupakan hal yang masih jarang dilakukan oleh instansi pendidikan. Apalagi jika hal ini menjadi sebuah program ungulan di sebuah instansi pendidikan. Rutinitas ini merupakan hal yang belum biasa dilakukan  menurut kebanyakan orang. Apalagi butuh persiapan yang berkelanjutan. Karena hal ini bukan sekadar untuk membuang-buang waktu, tenaga dan materi.
Manfaatnya sangat banyak dirasakan oleh siapapun baik peserta didik, guru dan juga masyarakat. Sepintas terdengar aneh namun pada kenyataan sangat menyenangkan sekali. Memiliki nilai tanbah dalam  pendidikan yang layak untuk  peserta didik saat berada di bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Baik juga untuk siapapun yang memiliki ketertarikan dengan hal ini
Bagaimana caranya ? Awalnya ini merupakan kelanjutan dari proses belajar mengajar yang ada di sebuah sekolah. Munculnya kendala-kendala dalam memperaktikan ilmu dalam  berbicara menggunakan bahasa asing. Pemerintah dalam merealisasikan kurikulum 2013. Jam pelajaran bahasa Inggris  hanya ada 2 jam setiap minggu. Sementara peserta didik dituntut  mampu menguasai 4 keahlian speasking, reading, listening dan writing.
Sementara itu wajib pula memiliki nilai pengetahuan, keterampilan dan sikap. Secara umum semua kemampuan untuk menguasai teori dalam bahasa asing bisa diberi tambahan waktu dengan kegiatan ekstakurikuler dan juga belajar mandiri diluar jam sekolah. Namun tetap saja untuk aspek keterampilan peserta didik masih mendapat kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini  karena keterbatasan waktu yang ada di dalam kurikulum 2013.
Dari hal ini muncullah ide kreatif yang efektif untuk peserta didik.. Guru Bisa membuat sebuah program untuk mempraktikan kemampuan berbahasa peserta didik. Melalui sebuah kegiatan rutin yang dilakukan setiap setahun sekali saat peserta didik duduk di kelas 3 bangku sekolah menengah atas(SMA) atau saat peserta didik duduk di bangku sekolah menegah pertama(SMP)dan Bisa juga saat mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa asing berada diujian semester akhir sebelum ujian akhir sarjana.
Hal ini dilakukan dengan cara terus melakukan pemetaan penilaian kepada peserta didik. Pemetaan penilaian dilakukan sejak peserta didik berada dikelas  awal  sampai dengan kelas akhir. Peserta didik berkelanjutan diberikan  kegiatan ekstrakurikuler untuk menambah kemampuan berbahasa. Peserta didik juga melakukan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum  namun mendapatkan kegiatan-kegiatan lain secara mandiri untuk menguasai 4 keahlian yang ditargetkan kurikulum.
Setelah kegiatan ini dilakukan maka dengan perencanaan yang matang peserta didik dapat melakukan ujian praktik berbahasa asing di tempat objek wisata. Tempat tersebut sebelumnya telah di survey apakah kemungkinan besar menjadi tempat singgah turis manca negara. Agar kegiatan berburu penutur asli dapat terlaksana sesuai tujuan.
Sebelum keberangkatan dilakukan, guru telah menyiapkan instrument penilaian yang wajjib di isi oleh peserta didik melalui wawancara mereka kepada penutur asli. Batas minimal peserta didik boleh mewawancarai penutur asli sebanyak 3 orang. Selain itu peserta didik wajib membuktikan hasil praktik bahasa asingnya dengan melakukan selfie dengan penutur asli dan video rekaman wawancara.
Untuk memudahkan peserta didik mewawancara penutur asli (Native Speaker). Guru membentuk peserta didik dalam beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok bisa saling bekerja sama saat melakukan wawancara ada yang melakukan perekaman video ada yang membantu mendokumentasikan kegiatan mereka dengan foto-foto bersama native speaker  tersebut.
Selanjutnya guru telah menyiapkan beberapa orang guru pembimbing dikelompok-kelompok peserta didik tersebut. Ini dilakukan agar ketika peserta didik yang mendapat kesulitaan saat melakukan wawancara akan dibantu oleh guru pembimbing. Guru pembimbing dimasing-masing kelompok juga sudah menyiapkan surat jalan dan biodata lengkap dengan kartu tanda peserta didik yang diampunya. Hal ini untuk melancarkan kegiatan ujian praktik dan memiliki kekuatan hukum dalam administrasi melakukan kegiatan tersebut.
Setiap peserta didik dan guru pembimbing mengunakan pakaian seragam lengkap dengan kartu identitas. Kegiatan ini  ini dilakukan selama dua hari. Ketika jam sholat dan makan peserta didik bisa melaksanakan ibadah  di masjid-mesjid terdekat.
Peserta didik sangat  memiliki ketertarikan melakukan kegiatan ini. terlihat dari antusias mereka berburu penutur asli (Native speaker) dengan menitari setiap sudut  tempat objek wisata. Selain itu peserta didik  ada yang mampu melakukan wawancara lebih dari 10 orang turis yang ada di objek wisata tersebut. Hal ini dibuktikan dengan lembar kerja yang mereka kumpulkan.
Melalui kegiatan ini peserta didik, guru dan siapapun yang ikut terlibat. Memiliki pengalaman bagaimana cara melakukan komunikasi dengan penutur asli. Selain mengenal budaya cara mereka berbicara. Peserta didik juga terhibur dengan suasana alam yang indah. Mereka bisa melepas kepenatan setelah 3 tahun belajar. Mereka merasakan  suasana nyaman dan pikiran segar sebelum Ujian Nasional (UN)  dilaksanakan .Selain itu menurunkan resiko  stress karena akan menaghadapi banyak ujian yanga akan dilaksanakan. Mereka bisa belajar  sejarah dan budaya yang ada di daerah objek wisata tersebut..
Hal ini bisa terwujud apabila sebuah instansi pendidikan memiliki komitnen yang kuat untuk melakukan perbaikan dalam pendidkan. Guru dan peserta didik bersinergi dalam pembelajaran. Kemudian  menindak lanjuti pembelajaran yang memiliki keterbatasan dengan kegiatan yang kreatif dan menarik bagi peserta didik pada khususnya. Dan memberikan manfaat bagi semua kalangan pada umumnya. Tak pernah berhenti terus melakukan penemuan ide-ide kreatif untuk meningkatkan pembelajaran dengan inovasi tanpa henti baik secara nyata maupun kegiatan-kegiatan virtual lainnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBIH TAJAM MERAKI WEWENANG

Penulis: Rubaida Rose Meraki   dalam melaksanakan wewenang merupakan sikap terpuji, mengapa demikian? Hal ini dilakukan sup...